Minggu, 24 September 2023

Ukuran Pemusatan Data (Data Tunggal dan Berkelompok)

Dalam statistik, ukuran pemusatan data adalah nilai-nilai yang digunakan untuk menggambarkan "pusat" dari distribusi data. Ini membantu kita memahami bagaimana data tersebut terdistribusi dan memberikan pandangan yang lebih baik tentang karakteristik keseluruhan dari suatu kumpulan data. Beberapa ukuran pemusatan data yang umum digunakan adalah mean, modus, dan median.


Mean (Rata-Rata)
Mean atau rata-rata adalah salah satu ukuran pemusatan data yang paling umum digunakan. Rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan semua data dan kemudian membaginya dengan jumlah total data.

Rumus Mean (x̄):


Contoh:
Misalkan kita memiliki data: 10, 15, 20, 25, 30. Maka rata-ratanya adalah:
 

Mean (Rata-Rata) pada Data Berkelompok
Mean pada data berkelompok adalah rata-rata dari seluruh data yang dihitung dengan mempertimbangkan frekuensi masing-masing kelas.

Rumus Mean pada Data Berkelompok:
Contoh:
Misalkan kita memiliki data berkelompok dan titik tengah kelas x serta frekuensi f sebagai berikut:

Maka, untuk menghitung mean, kita gunakan rumus di atas.




Modus
Modus adalah nilai yang muncul paling sering dalam kumpulan data. Sebuah set data dapat memiliki satu modus (unimodal), lebih dari satu modus (multimodal), atau tidak memiliki modus sama sekali jika semua nilai memiliki frekuensi yang sama.

Contoh:
Misalkan kita memiliki data: 5, 7, 7, 9, 10, 10, 12. Modus dari data ini adalah 7 dan 10.

Modus pada data Berkelompok
Modus pada data berkelompok adalah kelas dengan frekuensi tertinggi. Modus adalah nilai yang paling sering muncul dalam kumpulan data.

Contoh:
Dalam data berkelompok di atas, kelas dengan frekuensi tertinggi adalah kelas 30 - 40, sehingga modusnya adalah 30 - 40.


Median
Median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang telah diurutkan. Untuk mendapatkan median, data harus diurutkan terlebih dahulu, dan jika jumlah data ganjil, median adalah nilai di tengah. Jika jumlah data genap, median adalah rata-rata dari dua nilai di tengah.

Contoh:
Misalkan kita memiliki data: 3, 5, 6, 7, 8, 10, 12. Setelah diurutkan, data menjadi: 3, 5, 6, 7, 8, 10, 12. Median dari data ini adalah 7.


Median pada data Berkelompok
Median pada data berkelompok adalah nilai tengah saat data diurutkan. Median pada data berkelompok dapat dihitung menggunakan rumus:



Dalam data berkelompok di atas, untuk mencari median:
 
  • L (batas bawah kelas median) = 20
  •  n (jumlah total data) = 23
  •  F (frekuensi kumulatif sebelum kelas median) = 5 (frekuensi kelas sebelumnya)
  •  f (frekuensi kelas median) = 8
  •  w (lebar kelas) = 10




Kesimpulan
  • Mean memberikan gambaran tentang nilai tengah kumpulan data.
  • Modus memberikan nilai yang sering muncul dalam kumpulan data.
  • Median memberikan nilai tengah yang tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai ekstrem.
  • Pemilihan ukuran pemusatan data tergantung pada jenis data dan tujuan analisis. Semua ukuran pemusatan data memiliki peran penting dalam menganalisis dan menggambarkan distribusi data dengan tepat.
Link download Lembar Kerja Ukuran Pemusatan Data  (dikumpulkan di folio bergaris)

Minggu, 17 September 2023

Membuat Tabel Distribusi Frekuensi

Mengenal Tabel Distribusi Frekuensi dalam Statistik

Statistik adalah cabang ilmu matematika yang mempelajari pengumpulan, analisis, interpretasi, presentasi, dan pengorganisasian data. Salah satu alat penting dalam statistik untuk merangkum dan menyajikan data adalah tabel distribusi frekuensi.

Apa Itu Tabel Distribusi Frekuensi?

Tabel distribusi frekuensi adalah tabel yang menggambarkan distribusi data dalam bentuk frekuensi atau jumlah kemunculan setiap nilai atau kategori. Tabel ini sangat membantu dalam memahami pola dan karakteristik data yang diamati.

Tabel distribusi frekuensi adalah alat yang digunakan untuk mengorganisir dan menyajikan data statistik secara terstruktur. Tabel ini berfungsi untuk memberikan informasi tentang sebaran frekuensi atau jumlah kemunculan suatu data dalam sebuah sampel atau populasi.


Manfaat Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel distribusi frekuensi memberikan banyak manfaat, di antaranya:

  • Ringkasan Data: Tabel ini merangkum data yang mungkin tersebar luas menjadi tampilan yang lebih teratur dan mudah dimengerti.
  • Pemahaman Pola Data: Memungkinkan kita untuk melihat pola atau tren dalam data, seperti nilai-nilai yang paling umum atau jarang muncul.
  • Analisis Lebih Lanjut: Menjadi dasar untuk analisis statistik lebih lanjut, seperti perhitungan rata-rata, median, dan modus.

Komponen Tabel Distribusi Frekuensi

Sebuah tabel distribusi frekuensi terdiri dari beberapa komponen penting, yaitu:

  • Kolom Kelas: Menunjukkan kategori atau rentang nilai data yang akan dihitung frekuensinya.
  • Frekuensi (f): Menunjukkan jumlah kemunculan atau frekuensi setiap kelas.
  • Frekuensi Kumulatif (F): Jumlah total frekuensi sampai dengan kelas tertentu.
  • Persentase Frekuensi: Persentase dari total frekuensi yang direpresentasikan oleh setiap kelas.

Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat tabel distribusi frekuensi:

  1. Mengidentifikasi rentang data: Pertama, identifikasi rentang data yang akan digunakan dalam tabel. Rentang data ini mencakup semua angka atau kategori yang akan dianalisis. Rentang ini akan membantu dalam pembagian data ke dalam kelas-kelas interval yang sesuai. Cara menentukan Rentang (R) ialah data terbesar dikurangi data terkecil


  2. Menentukan jumlah interval/kelompok (banyak kelas/jumlah kelas): Tentukan jumlah interval atau kelompok yang ingin digunakan dalam tabel. Jumlah interval dapat berbeda-beda, tergantung pada tingkat detail yang diinginkan dan jumlah data yang tersedia. Jumlah kelas dapat ditentukan menggunakan Rumus "Aturan Sturges" atau dengan pertimbangan yang sesuai berdasarkan pengalaman atau pengetahuan tentang data. n = banyaknya/jumlah data

  3. Menghitung lebar/panjang interval/kelompok: Hitung lebar interval atau kelompok dengan membagi selisih antara angka terbesar dan angka terkecil oleh jumlah interval. Ini memastikan bahwa data terbagi dengan merata di dalam tabel.

  4. Menentukan batas-batas interval: Tentukan batas-batas interval menggunakan lebar/panjang interval yang telah dihitung sebelumnya. Misalnya, jika lebar interval adalah 10, batas-batas interval pertama bisa mulai dari 1-10, yang kedua dari 11-20, dan seterusnya. Caranya dengan menjumlahkan ujung bawah kelas sampai pada data akhir ujung data kelas pertama, nilainya haris sama dengan atau lebih rendah dari data terkecil.

  5. Menghitung frekuensi (f): Hitung frekuensi atau jumlah data yang terdapat di setiap interval. Lakukan hal ini dengan memeriksa setiap data dan menentukan interval mana yang sesuai.

  6. Menghitung frekuensi kumulatif (F): Selain frekuensi, tambahkan pula frekuensi kumulatif. Frekuensi kumulatif adalah jumlah data dari interval pertama hingga interval yang sedang diamati.

  7. Membuat kolom tambahan: Selain kolom frekuensi, tambahkan kolom tambahan seperti rentang angka, batas-batas interval, frekuensi kumulatif, dan lainnya yang relevan dengan analisis yang ingin dilakukan.

  8. Menyusun tabel/tabulasi data: Susun tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan kolom-kolom yang telah ditentukan sebelumnya. Pastikan untuk melabeli setiap kolom dengan jelas agar tabel mudah dipahami.

  9. Menyajikan data: Akhirnya, tabel distribusi frekuensi dapat digunakan untuk menyajikan data secara grafis. Misalnya, Anda dapat membuat histogram atau diagram batang berdasarkan frekuensi yang telah dihitung.


Dengan langkah-langkah di atas, Anda dapat membuat tabel distribusi frekuensi yang ringkas dan informatif. Tabel ini dapat digunakan untuk menganalisis dan menginterpretasikan data serta memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang karakteristik data yang sedang diamati.

Silahkah download Lembar Kerja Membuat Tabel Distribusi Frekuensi berikut.

Silahkan download latihan Lembar Kerja 2 Membuat Tabel Distribusi Frekuensi  (dikumpulkan di loker paling lambat Sabtu, 23 September 2023) khusus kelas 501

Jumat, 08 September 2023

Konsep dan Komponen Modul Ajar

Konsep Modul Ajar

  • Modul ajar merupakan salah satu jenis perangkat ajar yang memuat rencana pelaksanaan pembelajaran, untuk membantu mengarahkan proses pembelajaran mencapai Capaian Pembelajaran (CP).
  • Jika satuan pendidikan menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah, maka modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP Plus, karena modul ajar tersebut memiliki komponen yang lebih lengkap dibanding RPP.
  • Jika satuan pendidikan mengembangkan modul ajar secara mandiri, maka modul ajar tersebut dapat dipadankan dengan RPP.
  • Satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai perangkat ajar, termasuk modul ajar atau RPP, dengan kelengkapan komponen dan format yang beragam sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan murid.

Tujuan Pengembangan Modul Ajar

Pengembangan modul ajar bertujuan untuk menyediakan perangkat ajar yang dapat memandu guru melaksanakan pembelajaran.

Dalam penggunaannya, guru memiliki kemerdekaan untuk:

  • Memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah disediakan pemerintah untuk menyesuaikan dengan karakteristik murid, atau
  • Menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik murid

Kriteria yang harus dimiliki modul ajar adalah:

  1. Esensial: pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin.
  2. Menarik, bermakna, dan menantang: menumbuhkan minat belajar dan melibatkan murid secara aktif dalam proses belajar; berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya sehingga tidak terlalu kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap usianya.
  3. Relevan dan kontekstual: berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, serta sesuai dengan konteks waktu dan lingkungan murid.
  4. Berkesinambungan: keterkaitan alur kegiatan pembelajaran sesuai dengan fase belajar murid.

Komponen Modul Ajar

  1. Modul ajar sekurang-kurangnya berisi tujuan pembelajaran, langkah pembelajaran (yang mencakup media pembelajaran yang akan digunakan), asesmen, serta informasi dan referensi belajar lainnya yang dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran.
  2. Komponen modul ajar bisa ditambahkan sesuai dengan mata pelajaran dan kebutuhannya.
  3. Guru di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar murid.

Komponen inti modul ajar dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tujuan Pembelajaran

  • Tujuan pembelajaran harus mencerminkan hal-hal penting dari pembelajaran dan harus bisa diuji dengan berbagai bentuk asesmen sebagai bentuk dari unjuk pemahaman.
  • Tujuan pembelajaran mempengaruhi kegiatan belajar, sumber daya, kesesuaian dengan murid, dan metode asesmen.
  • Tujuan pembelajaran pun bisa mencakup berbagai bentuk, mulai dari pengetahuan (fakta dan informasi), prosedural, pemahaman konseptual, pemikiran dan penalaran keterampilan, serta kolaborasi dan strategi komunikasi
2. Kegiatan Pembelajaran

  • Mencakup urutan kegiatan pembelajaran inti dalam bentuk langkah-langkah konkret, yang disertakan opsi/pembelajaran alternatif dan langkah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan belajar murid.
  • Langkah kegiatan pembelajaran ditulis secara berurutan sesuai dengan durasi waktu yang direncanakan, dalam tiga tahap, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup berbasis metode pembelajaran aktif.
3. Rencana Assessment

  • Rencana asesmen mencakup instrumen serta cara melakukan penilaian. Kriteria pencapaian harus ditentukan dengan jelas sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
  • Asesmen dapat berupa asesmen formatif maupun asesmen sumatif. Namun, kedua jenis asesmen ini tidak harus selalu digunakan dalam modul ajar, melainkan dapat disesuaikan tergantung pada cakupan tujuan pembelajaran dan kebutuhan murid.
  • Dalam merencanakan asesmen, guru juga perlu memahami salah satu prinsip asesmen dalam Kurikulum Merdeka adalah mendorong penggunaan berbagai bentuk asesmen, bukan hanya tes tertulis. Hal ini dilakukan agar pembelajaran bisa lebih terfokus pada kegiatan yang bermakna, serta informasi atau umpan balik dari asesmen tentang kemampuan murid juga menjadi lebih kaya dan bermanfaat dalam proses perancangan pembelajaran berikutnya.

Sumber : guru.kemdikbud.go.id

Selasa, 20 Juni 2023

Latihan Berhitung

A. Pengantar
        Mengevaluasi diri bagian dari rasa sayang, cinta, dan bersyukur kita terhadap kekurangan dan kelebihan yang dipmiliki. Jika kita kurang berikan perbaikan dengan sedikit motivasi dan reward pada diri bahwa kita mampu menyelesaikan tantangannya dan saya mampu bertanggung jawab atas apa yang saya kerjakan. Bukan sekedar mendapatkan nilai terbaik dari hasil mencontek tapi, rasa tanggung jawab yang jauh lebih besar untuk kedepannya pada masa depan dan cita-cita yang kita impikan. Banyak orang yang belum sukses sekolahnya namun, dia suka sukses di luar pendidikannya sebaliknya pun dapat terjadi. Bukanhanya sebuah keberuntungan yang ada bersamanya tapi, kegigihan yang sudah dia tempa ketika sekolah dan bersama kedua orang tuanya. Harus punya diri yang punya prinsip kehidupan sehingga selalu ada makna disetiap langkah maupun aktivitas yang kita lakukan.


B. Isi
    Bersama ini, ada beberapa soal latihan yang nantinya bisa teman-teman selesaikan sebelum akhirnya bertatapan dengan ujian akhir yang sesungguhnya.

dikumpulkan dalam bentuk file pdf. format file : NAMA_NPM.pdf
deadline : Kamis, 22 Juli 2023, 11.PM
link pengumpulan :

SOAL UAS PMD dilakukan secara serentak, dengan prosedur pengerjaan  menggunakan kertas folio bergaris kemudian di scan. Patikan ketika mengirim file bisa diakses (open acces) dan terbaca. Waktu pengerjaan 90 menit dengan format file name : NAMA_NPM.pdf.
Waktu pengerjaan dimulai pukul 08.00 s.d. 09.30 WIB, Selasa, 27 Juni 2023
link pengumpulan :




-tetap semangat meraih cita dan cinta-

Minggu, 18 Juni 2023

Latihan Keliling dan Luas Bidang Datar

A. Pengantar
Sebagai calon pendidik, tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai belajar dari sesuatu hal yang mungkin bisa dikatakan sulit, rumit atau membuat pusing. Sesekali diri kita perlu menyelesaikan tantangan yang nantinya bisa menempa kita menjadi seseorang yang luar biasa atau bahkan mungkin ini passion saya. Soal latihan di bawah ini bukanlah beban bagi yang suka tapi, bukanlah kewajiban karena bukan ibadah. Tapi, bagian dari ikhtiar kita sebagai calon pendidik yang nantinya bekal ini akan ditularkan kepada anak didik penerus bangsa. Meskipun, dari kita ada beberapa yang memilih untuk berprofesi selain guru dengan alasan finansial tapi, di masa depan Anda pasti akan membina keluarga yang mana hal ini bisa menjadi bekal pengetahuan. 

Bentuk sayang dan bangganya kami, melihat Anda menjadi orang sukses yang bisa keluar dari zona nyaman Anda. Menemukan jadi diri yang semangat dan selalu semangat. 

B. Pengertian Keliling
Keliling bidang datar adalah panjang dari tepi atau batas suatu bidang datar tertentu. Dalam matematika, keliling biasanya mengacu pada jumlah semua panjang sisi dari suatu poligon atau bentuk geometris lainnya. Misalnya, dalam segitiga, keliling adalah jumlah panjang dari ketiga sisinya. Dalam lingkup yang lebih luas, keliling juga dapat merujuk pada panjang kurva tertutup seperti lingkaran atau elips. Konsep keliling penting dalam berbagai bidang matematika dan sains, terutama dalam geometri dan analisis.

C. Pengertian Luas
Luas bidang datar adalah ukuran dari jumlah ruang yang ditempati oleh bidang tersebut dalam dimensi dua. Dalam matematika, luas biasanya diukur dalam satuan persegi, seperti meter persegi atau centimeter persegi. Luas bidang datar bisa dihitung dengan berbagai cara, tergantung pada bentuk atau jenis bidang datar yang sedang dipertimbangkan. Konsep luas sangat penting dalam matematika, fisika, dan berbagai disiplin ilmu lainnya, karena banyak masalah yang melibatkan perhitungan luas permukaan atau area bidang datar untuk pemodelan dan analisis.

D. Pengenalan Konsep Dasar keliling dan luas bidang datar
Pengenalan konsep dasar keliling dan luas bidang datar merupakan langkah awal penting dalam pemahaman geometri. Keliling, sebagai ukuran panjang dari tepi suatu bidang datar, memberikan gambaran tentang seberapa jauh kita harus bergerak sepanjang batas bidang tersebut. Konsep ini memungkinkan kita untuk mengukur dan membandingkan jumlah batas suatu bidang datar, yang relevan dalam berbagai konteks seperti pembangunan pagar, melacak jalur perjalanan, atau merencanakan penempatan tanaman di taman. Di sisi lain, luas bidang datar, yang mengukur seberapa banyak ruang yang ditempati oleh bidang tersebut, memungkinkan kita untuk mengevaluasi seberapa banyak cat atau bahan lain yang diperlukan untuk menutupi bidang tersebut. Ini adalah konsep yang penting dalam pemodelan lahan, perencanaan ruang, dan pembangunan infrastruktur. Dengan memahami dasar-dasar keliling dan luas bidang datar, kita dapat memperluas pengetahuan kita dalam berbagai bidang, mulai dari arsitektur hingga ilmu tanah, dan menerapkannya dalam situasi praktis sehari-hari.

E. Aplikasi dalam kehidupan sehari-hari
Signifikansi dan aplikasi dari konsep keliling dan luas bidang datar meluas ke berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Dalam konteks pembangunan, pemahaman tentang keliling membantu para arsitek dan insinyur dalam merencanakan dan membangun struktur bangunan yang efisien. Misalnya, ketika merancang pagar untuk sebuah properti, perhitungan keliling bidang datar menjadi krusial untuk menentukan jumlah material yang dibutuhkan serta estimasi biaya proyek. Di sisi lain, luas bidang datar memiliki implikasi langsung dalam banyak aspek kehidupan, seperti penataan ruang di rumah atau perencanaan taman kota. Pemilik rumah dapat menggunakan konsep luas untuk mengukur jumlah karpet yang dibutuhkan untuk setiap ruangan atau memilih ukuran tanaman yang sesuai untuk halaman mereka. Di bidang perdagangan, pengetahuan tentang luas bidang datar juga berperan penting, misalnya dalam perhitungan inventaris untuk toko atau gudang, atau dalam menetapkan harga lahan untuk penjualan properti. Dengan memahami signifikansi dan aplikasi konsep keliling dan luas bidang datar, individu dapat membuat keputusan yang lebih efisien dan tepat dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari.

F. Hubungan antara Keliling dan luas dalam beberapa bentuk 
Hubungan antara keliling dan luas dalam beberapa bentuk geometris sangat penting untuk dipahami karena mencerminkan karakteristik unik masing-masing bentuk. Pertama, dalam bentuk segitiga, terdapat hubungan yang erat antara keliling dan luasnya. Misalnya, semakin besar keliling segitiga, maka luasnya juga akan cenderung bertambah. Namun, dalam segitiga dengan keliling tetap, luasnya akan maksimal ketika segitiga tersebut berbentuk sama sisi, di mana panjang sisi-sisinya sama sehingga luasnya juga akan maksimal. Di sisi lain, dalam lingkaran, hubungan antara keliling dan luasnya kompleks dan unik. Meskipun keliling dan luas lingkaran terkait melalui konstanta matematika, yaitu π (pi), namun keduanya memiliki karakteristik yang berbeda. Keliling lingkaran hanya bergantung pada panjang jari-jari, sedangkan luasnya tergantung pada kuadrat jari-jari. Oleh karena itu, meskipun dua lingkaran memiliki keliling yang sama, luasnya dapat bervariasi tergantung pada jari-jari masing-masing lingkaran. Pemahaman hubungan ini membantu dalam analisis geometris dan aplikasi praktis di berbagai bidang seperti pembangunan, teknik, dan ilmu pengetahuan alam.

G. Contoh Kasus Keterkaitan antara Keliling dan Luas
Ada banyak contoh kasus di mana keliling dan luas memiliki keterkaitan yang penting dan relevan. Salah satunya adalah dalam pembangunan pagar atau tembok. Dalam hal ini, keliling adalah ukuran panjang yang menentukan seberapa banyak bahan yang diperlukan untuk membangun pagar atau tembok tersebut. Namun, luas juga memainkan peran penting karena mempengaruhi jumlah bidang yang perlu ditutupi dengan bahan tersebut. Misalnya, jika ingin membangun pagar dengan keliling yang tetap, kita dapat memilih antara membuat pagar panjang dan rendah atau pagar pendek dan tinggi. Pemilihan tersebut akan mempengaruhi luas bidang yang harus ditutupi oleh pagar, dan akibatnya, akan mempengaruhi jumlah bahan yang dibutuhkan. Dengan memperhitungkan keterkaitan antara keliling dan luas, pembangunan dapat dilakukan secara efisien dengan meminimalkan pemborosan bahan.

Contoh lainnya adalah dalam penanaman tanaman di kebun atau lapangan. Ketika merencanakan penanaman tanaman, penting untuk mempertimbangkan kedua konsep keliling dan luas. Keliling akan menentukan seberapa panjang tepi kebun atau lapangan yang tersedia untuk menanam tanaman, sementara luas akan menentukan seberapa banyak tanah yang dapat ditanami. Dengan memperhitungkan kedua konsep ini secara bersama-sama, kita dapat merencanakan penanaman tanaman dengan efisien, memaksimalkan pemanfaatan ruang yang tersedia, serta memastikan bahwa tanaman memiliki cukup ruang untuk tumbuh dengan baik. Dengan mempertimbangkan keterkaitan antara keliling dan luas, kita dapat merencanakan penanaman tanaman yang optimal untuk mendukung pertumbuhan dan hasil panen yang maksimal.

H. Pentingnya memahami keterkaitan antara Keliling dan Luas Bidang Datar dalam Pemecahan Masalah
Memahami keterkaitan antara keliling dan luas bidang datar adalah kunci dalam pemecahan masalah yang efektif dan efisien. Keterkaitan ini memungkinkan kita untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam berbagai situasi. Misalnya, dalam perencanaan pembangunan atau renovasi, pemahaman tentang hubungan antara keliling dan luas membantu kita dalam mengoptimalkan penggunaan sumber daya. Dengan mengetahui bahwa perubahan pada salah satu ukuran (keliling atau luas) dapat mempengaruhi yang lainnya, kita dapat membuat estimasi yang lebih akurat tentang berapa banyak bahan yang diperlukan dan bagaimana mereka dapat didistribusikan secara efisien. Ini memungkinkan kita untuk menghindari pemborosan sumber daya dan mengoptimalkan hasil akhir.

Selain itu, pemahaman tentang keterkaitan antara keliling dan luas bidang datar memungkinkan kita untuk menyelesaikan berbagai masalah geometris dan matematika dengan lebih sistematis. Dalam konteks pendidikan, pemahaman konsep ini membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang geometri dan matematika secara umum. Mereka dapat menerapkan pengetahuan ini dalam memecahkan berbagai masalah praktis dan abstrak, dari perhitungan konstruksi hingga analisis statistik. Oleh karena itu, memahami keterkaitan antara keliling dan luas bidang datar adalah penting untuk pengembangan keterampilan pemecahan masalah yang efektif dalam berbagai konteks kehidupan.


dikumpulkan Kamis, 28 Maret 2024 pukul 11.00 PM.
dengan format file name: LK3_NAMA_NPM.pdf

link pengumpulan: (LK3)

Salam semangat, semoga bisa semakin tertantang untuk minggu depan dengan materi yang lebih menarik. Jangan sungkan untuk bertanya ya... manfaatkan ruang grup bersama dosen untuk berdiskusi



Jumat, 26 Mei 2023

Himpunan

Himpunan adalah suatu kumpulan dari objek-objek yang didefinisikan dengan jelas. Objek-objek dari himpunan didefinisikan dengan jelas, dimaksudkan suatu objek yang dapat ditentukan dengan pasti termasuk dalam himpunan tersebut atau tidak termasuk dalam himpunan tersebut. Objek yang termasuk dalam himpunan itu disebut anggota (elemen) dari himpunan itu. 
Contoh: 
himpunan wanita cantik (himpunan ini tidak jelas karena kriteria wanita cantik tidak jelas)
himpunan kewan berkaki empat (sapi, kambing, kucing)

Kata-kata lain seperti gugus, kumpulan, kelas, koleksi, keluarga merupakan sinonim dari kata himpunan.

Himpunan disimbolkan dengan huruf kapital A, B, C, ... dan elemen-elemen disimbolkan huruf alfabet kecil a, b, c, ... Notasi " a ⋲ A " dibaca "a ialah elemen atau anggota dari A", dan "d ∉ B" dibaca " d bukan anggota/elemen dari B"

A. Notasi Himpunan
            suatu himpunan dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu a) dengan cara daftar (tabulasi) atau b) dengan notasi pembentuk himpunan.
Cara pertama, dengan cara daftar (tabulasi), yaitu mendaftar atau menuliskan anggota-anggotanya diantara kurung kurawal buka dan kurung kurawal tutup, dan setiap dua anggota berturutan dipisahkan dengan tanda koma ( , ).
contoh:
1. P = {2,3,5,7} adalah himpunan empat bilangan prima pertama, atau himpunan bilangan prima satu angka. Dalam mendaftar anggota-anggota, urutannya urutan anggota-anggota tidak perlu diperhatikan, sehingga himpunan tersebut dapat pula dinyatakan sebagai {3,5,2,7}, {7,3,5,2}, {5,2,7,3}, {5,7,3,2} dan sebagainya
2. Suatu himpunan dapat hanya mempunyai satu anggota dan biasa disebut singleton. Misalnya D = {April}, yaitu himpunan semua nama bulan yang diawali dengan huruf A. E = {10}, ialah himpunan yang anggotanya hanya satu bilangan, yaitu 10
3. Suatu himpunan yang tidak mempunyai anggota, yang biasanya disebut himpunan kosong dan diberi simbol { } atau ∅ . Misalnya, himpunan bilangan asli yang kuadratnya sama dengan 5, himpunan lembu berkaki seribu. Ingat bahwa {∅} dan {0} masing-masing bukan himpunan kosong, tetapi himpunan-himpunan itu masing-maisng mempunyai satu anggota.
4. Suatu himpunan mempunyai banyak anggota, maka kita dapat menuliskan tiga atau empat anggota dan diikuti dengan tiga titik. Tiga atau empat anggota yang dituliskan tersebut harus dapat memberi petunjuk untuk menentukan anggota-anggota berikutnya. Misalnya, C={0,1,2,3,...} adalah himpunan semua bilangan cacah. A = {1,2,3,...} adalah himpunan semua bilangan Asli. 

Cara kedua, menyatakan himpunan dengan notasi pembentuk himpunan, yaitu dengan menuliskan satu huruf sembarang sebagai peubah anggota dan syarat keanggotannya serta tanda garis tegak ( | )diantara peubah dan syarat keanggotannya, yang semua tulisan itu berada diantara kurung kurawal buka dan kurung kurawal tutup. Syarat keanggotannya ini harus didefinisikan dengan jelas, artinya sesuatu objek harus dapat ditentukan dengan pasti, sebagai anggota himpunan itu atau tidak. 

contoh:
1. A={x | x bilangan asli} dibaca "himpunan semua x sedemikian hingga x bilangan asli. Tanda " | " dibaca "sedemikian hingga". Atau dapat pula dituliskan sebagai A={bilangan asli} 
misal, D = {x | x < 101 dan x bilangan Asli} atau D = {bilangan asli kurang dari 101}

B. Hubungan Dua Himpunan
        Tiap dua himpunan mempunyai hubungan, diantara: 1) himpunan yang satu merupakan himpunan bagian dari yang lain, 2) dua himpunan sama, 3) dua himpunan saling asing (saling lepas), 4) dua himpunan berpotongan, atau 5) dua himpunan ekuivalen

1. Himpunan Bagian (Subset)
    Misalkan A = {1, 5} dan B = {0,1,2,3,4,5}. Perhatikan bahwa 1 dan 5 masing-masing merupakan anggota dari himpunan A dan juga merupakan anggota dari himpunan B. 

Definisi 3.1.
Himpunan A adalah himpunan bagian dari himpunan B (ditulis A ⊂B), jika setiap anggota A merupakan anggota B
atau dapat ditulis sebagai
                                            A ⊂B jika dan hanya jika ∀x, x ⋲ A ⇒ x ⋲ B

contoh:
1) Misalkan D = {a, i, u, e, o}, yaitu himpunan semua vokal dalam abjad Latin dan E = {a,b,c,.., z}, yaitu himpunan semua abjad Latin. maka D ⊂ E, dan jika F adalah himpunan semua konsonan dalam abjad Latin, maka F ⊂E

2) Semua himpunan bagian dari {a,b,c} adalah {}, {a}, {b}, {c}. {a,b}, {a,c}, {b,c}, {a,b,c}. Jadi banyaknya himpunan bagian dari {a,b,c} adalah 8. Berapa banyaka himpunan bagian dari {a,b,c,d} ?
Petunjuk:
Himpunan dari semua himpunan bagian dari A disebut himpunan kuasa dari A (power set of A) yang disimbolkan dengan 2 pangkat A. Jadi, 

Banyaknya anggota himpunan A diberi simbol n (A), banyaknya anggota himpunan 2 pangkat A diberi simbol n (2 pangkat A)

    Dalam suatu pembicaraan atau pembahasan, terkadang kita harus membatasi diri, agar pembicaraan atau pembatasannya fokus pada permasalahan yang dibahas. Dalam himpunan, kita perlu menetapkan suatu himpunan yang anggota-anggota atau himpunan bagian bagiannya merupakan sumber pembahasan. Himpunan seperti ini disebut Himpunan Semesta atau Semesta pembicaraan (Universal Set), yang biasa diberi lambang S atau U dipojok kiri atas pada diagram Venn-Euler atau disebut dengan diagram Venn. Himpunan semesta biasanya digambarkan sebagai persegi panjang dan himpunan bagian-himpunan bagiannya digambarkan sebagai kurva-kurva tertutup sederhana.

contoh:
Jika S = { 1,2,3, ..., 10} sebagai himpunan Semestanya, A= { 1,3,5,7,9} dan B = {3,5,7}, maka diagram Venn dari himpunan - himpunan ini seperti berikut.


2. Dua Himpunan Sama
    Dua himpunan A dan B dikatakan sama ditulis (A=B) jika setiap anggota A merupakan anggota B, dan setiap anggota B merupakan anggota A pula. atau dapat ditulis.

                    A = B jika dan hanya jika ∀x, x ⋲ A ⇒ x ⋲ B) & (∀x, x ⋲ B ⇒ x ⋲ A)
                                                                                 atau
                                                A = B jika dan hanya jika A ⊂B & B ⊂A

Definisi 3.2
Himpunan-himpunan A dan B dikatakan sama (ditulis A = B) jika A merupakan himpunan bagian dari B dan B merupakan himpunan bagian dari A. Jika tidak demikian, dikatakan A tidak sama dengan B (ditulis A ≠ B)

contoh:
1) Jika A = {1,2,3,4} dan B = {4,2,3,1}, maka A = B
2) JIka A = {x | x bilangan asli} dan B = { y | y bilangan bulat positif}, maka A = B

3. Dua Himpunan Ekuivalen
    Dua himpunan berhingga A dan B dengan n (A) = n(B), yaitu banyaknya anggota A sama dengan banyaknya anggota B, maka dikatakan bahwa himpunan A ekuivalen dengan himpunan B (ditulis A ∼ B)
contoh:
A={1,3,5,7} dan B ={a,b,c,d} adalah dua himpunan yang ekuivalen, yaitu A ∼ B. 

Perhatikan bahwa ketentuan tersebut hanya dikhususkan untuk himpunan-himpunan yang berhingga saja. Untuk himpunan-himpunan yang takhingga yang ekuivalen didefinisikan dengan menggunakan pengertian korespondensi satu-satu contoh pada materi "Fungsi (Pemetaan)"

4. Dua Himpunan Lepas (Saling Asing)
    Dua himpunan yang tidak kosong A dan B dikatakan saling asing atau lepas (ditulis A // B) dan dibaca A lepas dengan B, jika dua himpunan itu tidak mempunyai anggota persekutuan atau setiap anggota A bukan anggota B dan setiap anggota B bukan anggota A.
contoh:
1) Jika A = {1,2,3,4,5} dan B = {7,8,9,10}, maka A // B
2) jika P = {ke,t,a,n} dan Q = {b,a,l,o,n}, maka P // Q


C. Operasi-operasi pada Himpunan
    Apabila diketahui dua himpunan atau lebih, kita dapat membentuk himpunan baru dengan mengoperasikan himpunan-himpunan yang diketahui tersebut. Operasi-operasi pada himpunan seperti Irisan ( ∩ ), gabungan ( ∪ ), komplemen ( ... pangkat c, ... ')
1. Irisan ( ∩ )
     Definisi 3.3.
    Irisan dari himpunan A dan himpunan B ditulis ( A ∩ B dibaca A irisan B) adalah himpunan semua anggota persekutuan himpunan A dan himpunan B, atau dengan kata lain, himpunan yang anggota-anggotanya adalah semua anggota himpunan A yang sekaligus sebagai anggota B. atau dapat ditulis sebagai.
    
Diagram Venn dari ∩ B digambarkan seperti di bawah ini, yaitu daerah yang diarsir

contoh:
1) Jika A= {1,2,3,4,5} dan B = {1,3,5,7,9}, maka ∩ B ={1,3,5}
2) jika P = {r,o,t,i,} dan Q = {m,a,u}, maka P ∩ Q = {} atau  

    Memperhatikan definisi di atas dan sifat komutatif dari konjungsi, maka dapat disimpulkan bahwa 
A ∩ B = B ∩ A. Dengan kata lain, operasi irisan pada himpunan-himpunan bersifat komutatif. Secara formal sifat komutatif irisan pada himpunan ini dapat ditunjukkan sebagai berikut.

                       A ∩ B = { x | x ⋲ A & x ⋲ B }
                                  ={ x | x ⋲ B & x ⋲ A } sifat komutatif konjungsi
                                  =   B ∩ A

    Memperhatikan definisi irisan tersebut dan mengingat sifat asosiatif konjungsi, maka dapat disimpulkan bahwa operasi irisan pada himpunan juga bersifat asosiatif, yaitu

                                                      A ∩ ( B ∩ C ) = (A ∩ B) ∩ C

memperhatikan definisi irisan pada himpunan itu pula, kita dapat menarik kesimpulan bahwa     A ∩ B termuat baik dalam A maupun B, yaitu:

                                                   ( A ∩ B ) ⊂ A  dan ( A ∩ B ) ⊂ B 

2. Gabungan ( ∪ )
    Definisi 3.4
    Gabungan dari himpunan A dan himpunan B (ditulis A ∪ B dan dibaca A gabungan B) adalah himpunan dari semua anggota himpunan A atau B. Atau dapat ditulis sebagai berikut.

Diagram Venn dari ∪ B digambar dibawah ini, yaitu daerah yang diarsir

contoh:
1) Jika A = {1,2,3,4,5,6} dan B = {2,4,6,8,10} maka ∪ B = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}
2) jika P = {a,n,g,l,o,s} dan Q = {l,o,g,a,s}, maka P ∪ Q = {a,n,g,l,o,s} = P

    Dari definisi gabungan dua himpunan tersebut dan mengingat sifat komutatif disjungsi, maka dimpulkan bahwa operasi gabungan pada himpunan-himpunan bersifat komutatif, yaitu:
                                                            ∪ B = B ∪ A

    demikian pula, dengan memperhatikan definisi gabungan tersebut dan mengingat sifat asosiatif disjungsi, maka dapat disimpulkan bahwa operasi gabungan pada himpunan-himpunan juga bersifat asosiatif yang ditunjukkan sebagai berikut.



(A ∪ B) ∪ C  =  A ∪ (B ∪ C)  sifat asosiatif gabungan himpunan

dari definisi gabungan itu pula dapat diismpulkan bahwa baik himpunan A maupun himpunan B masing-masing termuat dalam A ∪ B , yaitu:
                                                A ⊂ (A ∪ B)  dan B ⊂ (A ∪ B)
 Teorema 3.1. (sifat distributif)
1. A ∩ (B ∪ C) = (A ∩ B) ∪ (A ∩ C)
2. A ∪ (B ∩ C) = (A ∪ B) ∩ (A ∪ C)

3. Komplemen suatu himpunan
    Misalkan S adalah suatu himpunan semesta, maka komplemen dari himpunan A (ditulis dengan A' dibaca A komplemen) adalah himpunan dari semua anggota himpunan semesta S yang bukan anggota himpunan A. Atau dapat ditulis sebagai berikut.
jika digambarkan dalam diagram Venn seperti berikut.

contoh:
1) Misalkan S {1,2,3, ... 10} sebagai himpunan semesta. Jika A={1,2,3,4,5} maka A'={6,7,8,9} 
2) MIsalkan S = {a,b,c,d,e,f,g,h} sebagai himpunan semesta. Jika A ={b,a,d,e} dan B ={e,c,a}, akan ditunjukkan bahwa (A ∩ B)' = A' ∪ B'
 A ∩ B = {a,e} , (A ∩ B)'={b,d,c}
A' = {c}, B' = {b,d}
A' ∪ B' = {b,d,c}
Tampak disini (A ∩ B)' = A' ∪ B'

Teorema 3.2. (De Morgan)
1) (A ∩ B)' = A' ∪ B'
2) (A ∪ B)' = A' ∩ B'


Latihan Soal
Kerjakan soal di bawah ini, setelah membaca materi di atas!
1. Himpunan-himpunan berikut ini, manakah yang objek-objeknya didefinisikan dengan jelas?
    a. Himpunan sepuluh penyanyi tercantik
    b. Himpunan nama bulan yang dimulai dengan huruf D
    c. Himpunan delapan rumah besar
    d. Himpunan lima aktor yang paling cerdas
    e. Himpunan semua mahasiswa yang pandai
2. Misalkan D adalah himpunan semua segiempat pada bidang datar. Berikut ini manakah yang merupakan anggota dari D?
     a. bidang empat
    b. limas
    c. jajar genjang
    d. persegi
    e. trapesium
    f. persegi panjang
    g. layang-layang
    h. lingkaran
    i. belah ketupat
3. Apabila A={x | x bilangan asli}, Z = {x | x bilangan bulat} dan Q = {x | x bilangan rasional}, tuliskan himpunan-himpunan berikut ini dengan cara daftar
    a. T = { x ∊ Z | x terbagi oleh 13}
    b. E = {y | y = 2n - 1, n ∊ A }
4. Tuliskan himpunan berikut ini dengan notasi pembentuk himpunan !
    a. Z = { 1, 3, 6, 10, ...}
    b. T = { 0, 4, 8, 12, ...}
5. Diketahui A = { a,b,c,d,e,f} tuliskan anggota himpunan bagiannya!
6. Misalkan S ={p,a,r,e,h,i,y,u,n,g,o,k} sebagai himpunan semesta, P = {p,a,r,n,o} dan T = {k,a,r,u,n,g} dan M = {p,i,r,a,n,g}. Tentukan:
a. P ∩ T
b. P ∩ M
c.  P ∩ (T ∪ M)
d. T ∪ M
e. P' ∪ M'

silahkan bisa dikerjakan dengan waktu pengumpulan Minggu, 28 Mei 2023 pukul 15.00 WIB dengan link pengumpulan

-selamat belajar-






Jumat, 19 Mei 2023

Ukuran Pemusatan Data

Kita perlu mengetahui nilai yang menajdi pusat suatu penyebaran, maksudnya nilai-nilai data di dalam sebara data tersebut berpusat pada nilai itu. Nilai yang menjadi pusat itu dinamakan ukuran pemusatan atau ukuran kecenderungan sentral.

a. Rata-rata Hitung (Mean)
    rata hitung sehari-hari dikenal dengan nama rata-rata saja, rata-rata pengukuran didefinisikan sebagai hasil pembagian jumlah nilai pengukuran oleh banyaknya hasil pengukuran tersebut, selanjutnya digunakan rumus untuk rerata atau mean sebagai berikut.


contoh :
1. Dalam ujian semester Andi mendapatkan nilai matematika 9, bahasa Indonesia 8, Bahasa Inggris 7, dan Pengetahuan Umum 8. Tentukan rata-rata hitungnya dari nilai Andi!
     penyelesaian :
     
    Jadi, nilai rata-rata Andi ialah 8

2. Nilai matemtaika 50 orang siswa 
    
    maka rata-rata meannya
    
    supaya data yang diperoleh ringkas, maka data di atas perlu disusun dalam bentuk kelas-kelas interval yang disebut distribusi frekuensi
Pedoman penyusunan distribusi frekuensi:
1. Urutkan data dari yang terkecil ke terbesar
2. Tentukan banyak kelas interval yaitu tidak ada aturan umum yang menentukan banyak kelas
    untuk menghitung banyaknya kelas dapat digunakan Rumus Sturges, yaitu:
        




3. Tentukan lebar kelas interval 
4. Susun kelas-kelas interval sedemikian sehingga data masuk pada tepat satu kelas interval
    Contoh 
    data terbesar = 99
    data terkecil  = 37
    



b. Median (Nilai Tengah)
        apabila ada sekelompok nilai data yang diurutkan mulai dari yang kecil sampai dengan yang terbesar, maka nilai yang ada di tengah-tengah disebut median. Perlu diketahui bahwa apabila banyaknya data ganjil, amka mediannya data yang ditengah dan jika data genap, maka mediannya adalah rata-rata dari dua data yang di tengah. Jadi median itu sebetulnya data yang membagi sekumpulan data menjadi 2 (dua) kelompok yang sama banyak
contoh:
1. Datanya seperti berikut ini: 4 8 7 9 6 8 5 7 6
    Tentukan mediannya!
   
    Penyelesaiannya:
    data kita urutkan dulu dari yang kecil ke yang terbesar sehingga menjadi 4 5 6 6 7 7 8 8 9
    7 = median
    banyaknya data di atas ada 9 data, sehingga mediannya terletak pada urutan kelima

2. Data seperti  berikut ini:
    3 2 4 1 6 7 10 8
    
    Penyelesaiannya:
    data kita urutkan dahulu dari terkecil sampai ke terbesar sehingga menjadi: 1 2 3 4 6 7 8 10
    banyaknya data tersbeut ada 8 data, sehingga mediannya merupakan penjumlahan dari data ke-4 data  ke-5 dibagi 2, maka didapatkan nilai 5

c. Modus (Nilai yang sering muncul)
    modus merupakan nilai dari sekelompok data yang mempunyai frekunesi muncul paling banyak atau sering. Jadi sekelompok data mungkin bermodus tunggal, ganda, banyak atau tidak bermodus.
contoh:
1. Datanya 3 6  7 8 3 10. Tentukan modusnya
    
    Penyelesaiannya:
    data yang paling banyak muncul adalah 3, jadi modusnya 3

2. Datanya 2 3 4 5 2 4
    Penyelesaiannya:
    Data yang paling banyak muncul ada dua yaitu 2 dan 4
    Jadi modusnya ganda yaitu 2 dan 4

d. Ukuran Sebaran
    ukuran sebaran data yang dibahas adalah rentang antar kuartil, variansi, dan simpangan baku
    1) Rentangan (Range)
        Rentangan data adalah selisih bilangan yang terbesar dan terkecil yang ada pada data tertentu.
        contoh:
        Tentukan rentangan dari 5 7 8 9 4 10
        
        Penyelesaiannya:
        Rentang = 10 - 4 = 6
    
    2) Rentang Antar Kuartil
        Rentang antar kuartil adalah selisih kuartil ketiga (Q3) dan kuartil pertama (Q1) pada data tertentu.
        
        Rentang antar kuartil dirumuskan = Q3 - Q1

        
        contoh :
        Data tentang pembeli bakso setiap hari selama 17 hari seperti berikut:
        32 24 26 28 47 44 26 27 29 33 33 33 37 36 31 30 45
        Tentukan rentangan antar kuartilnya (RAK)

        Penyelesaiannya:
        Untuk mencari Q1, Q3, dan RAK data diurutkan dari terkecil ke terbesar. Sehingga kita peroleh seperti berikut ini:
        24 26 26 27 28 29 30 31 32 33 33 33 36 37 44 45 47

        kemudian mencari median atau Q2 yaitu pada data ke-9 = 32
        mencari Q1 = data ke-5 = 28
        mencari Q3 = data ke -13 = 36

        Jadi RAK = Q3 - Q1 = 36 - 28 = 8

    3) Variansi
        langkah-langkah dalam mencari variansi sekelompok data adalah :
        a) Hitung rerata (mean)
        b) Tentukan perbedaan setiap skor dengan rerata
        c) Kuadrat beda
        d) Bagilah jumlah kuadrat beda dengan n

        
atau

        Keterangan:
        

        contoh: 
        Tentukan variasi dari data : 6 8 7 9 10

        Penyelesaiannya:
    

         Jadi, variansinya = 2

    4) Simpangan Baku (Standar Deviasi)
        simpangan baku adalah akar dari variansi
        

        contoh:
        dengan menggunakan data yang sama dengan contoh sebelumnya dapat dihitung simpangan 
        bakunya = akar 2


Latihan Soal
Kerjakan soal dibawah ini setelah Anda paham dengan apa yang telah Anda baca di atas
    Diketahui sekumpulan bilangan yang merupakan nilai ulangan 18 siswa dalam analisis, sebagai berikut.

    85 75 60 80 75 75 60 70 55 60 90 60 65 70 80 80 85 75

    Hitunglah:
    a) Rataannya
    b) Mediannya
    c) Kuartil pertama dan ketiga
    d) Berapa modusnya
    e) Hitunglah sebarannya
    f) Hitunglah deviasi rata-ratanya
    g) Hitung pula deviasi bakunya


dikumpulkan paling lambat Senin, 22 Mei 2023 dengan format .pdf pukul 15.00 WIB

- selamat bersemangat-












Kisi-Kisi Ujian Tengah Semester Genap

Salam semangat calon guru SD yang penuh dengan inovasi dan kritis? Baik, bersama media blog ini, ijinkan saya untuk menyampaikan kisi-kisi u...