Tampilkan postingan dengan label LKPD. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LKPD. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Oktober 2021

Apa itu Lembar Kerja Peserta Didik?

A.    PENGERTIAN LKPD

Peranan guru di sekolah tidak hanya sebagai fasilitator namun kontributor dalam materi yang diajarkan. Luasnya materi disesuaikan juga dengan keilmuwan guru. Guru yang hanya membaca materi dan meminta peserta didik membaca buku diktat, akan kehilangan makna kontekstual dalam pembelajarannya. Apalagi mengajar dengan berbagai karakteristik peserta didik. Menurut Elok Pawestri dan Heri Maria Zulfiati (2020:903) kemampuan peserta didik dapat dikelompokkan, yaitu (1) level mandiri, dimana peserta didik mampu memahami dnegan suatu materi tanpa mengalami kesulitan, (2) level bantuan, dimana peserta didik memahami materi dengan bantuan, dan (3) level frustasi, peserta didik masih mengalami kesulitan khusus dalam memahami materi pelajaran.  Hal tersebut hendaknya dapat disikapi oleh guru untuk memberikan pelayanan pendidikan yang terbaik. Sehingga peserta didik mampu mencapai tujuan pembelajarannya dan tidak merasa bosan atau jenuh ketika belajar. Salah satu solusinya melalui melalui pengembangan materi yang diwujudkan dalam bentuk bahan ajar yang mudah, praktis, dan jelas.

Bahan ajar yang berkualitas merupakan bahan ajar yang memuat kelengkapan dimensi pengetahuan serta melatih tingkatan proses kognitif peserta didik (Hifarianti, dkk, 2017). Menurut Andi Prastowo (2012) dalam menyusun bahan ajar keterbatasan literatur menjadi penyebab guru menggunakan bahan ajar yang siap pakai. Bahan ajar tersebut memiliki resiko seperti tidak kontekstual, tidak menarik, monoton, bahkan tidak sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang diajar. Peran guru disini sangat diharapkan dapat memberikan inovasi maupun variasi dalam bahan ajar untuk menunjang pembelajaran. Melalui Lembar Kerja Peserta Didik atau LKPD yang dulu bernama LKS atau Lembar Kerja Siswa setelah disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku, situasi, dan kondisi diharapkan memberikan kesempatan pada guru untuk mengembangkan materi, mempermudah dalam kegiatan pembelajaran, dan memancing aktivitas peserta didik agar lebih aktif.

LKPD merupakan sumber belajar yang berbentuk lembaran-lembaran tugas, petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas, evaluasi pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik (Alfi Rahayu, 2019:12). Menurut Trianto (2009) LKPD merupakan sekumpulan kegiatan mendasar yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk memaksimalkan pemahaman dalam upaya pembentukan kemampuan dasar sesuai indikator pencapaian belajar yang harus ditempuh. Sedangkan, LKPD yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran seharusnya sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar (KD), dapat memotivasi peserta didik, dan menarik minat serta perhatian peserta didik untuk belajar (Syabani, Darmawati, dan Febrita, 2018).

Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik merupakan sumber belajar yang berupa lembaran-lembaran tugas berisi petunjuk-petunjuk dan evaluasi terkait materi sesuai dengan Kompetensi Dasar yang dicantumkan yang betujuan untuk membantu peserta didik dalam memahami suatu konsep dengan bermakna.

Menurut Andi Prastowo (2012: 208-211) dari segi tujuan ada 5 (lima) macam bentuk LKPD, yaitu:

1.     LKPD yang membantu dalam penemuan konsep.

Di dalamnya memuat petunjuk atau langkah-langkah yang harus dilaksanakan seperti kegiatan mengamati dan menganalisis dengan tujuan mempermudah peserta didik menemukan atau mengontruksi pengetahuan yang relevan dengan materi yang dipelajari disebut juga LKPD Eksploratif.

2.     LKPD yang membantu dalam menerapkan dan mengintegrasi berbagai konsep yang ditemukan

Dilengkapi laporan kegiatan peserta didik ketika menerapkan dan mengintegrasikan berbagai pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural yang relevan dengan materi. Peserta didik dapat menuliskan hasil penemuannya yang didapat dari pengalaman belajar menggunakan LKPD sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari disebut juga dengan LKPD Aplikatif -Integratif atau Latihan Psikomotorik.

3.     LKPD yang sebagai penuntun belajar.

Berisi petunjuk, langkah kerja, dan urutan materi yang harus dikuasai oleh peserta didik. Mulai dari hal-hal yang konkret sampai ke abstrak, faktual ke konseptual, formal ke non formal, serta dari hal yang mudah ke sulit dengan tujuan memudahkan peserta didik dalam memahami materi. LKPD bentuk ini, dilengkapi dengan pertanyaan sebagai bahan remedial dan pengayaan disebut juga LKPD Penuntun.

4.     LKPD sebagai penguatan.

Berisi petunjuk dan langkah kerja disertai materi utama dan tambahan. Materi utama harus dikuasai peserta didik melalui praktek yang dipandu dengan LKPD atau membandingkan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan tambahan yang didapat dalam LKPD sebagai pengayaan dan penguatan materi.

5.     LKPD sebagai petunjuk praktikum atau percobaan.

Berisi panduan berupa langkah-langkah untuk melakukan eksperimen atau percobaan atau praktikum mandiri dimana peserta didik menuliskan hasil temuan-temuannya dalam LKPD. LKPD ini, dapat membantu meningkatkan rasa ingin tahu, sikap kritis, serta inisiatif peserta didik melalui pengalaman praktikumnya.

 

B.    FUNGSI DAN TUJUAN LKPD

LKPD merupakan bahan ajar yang dapat digunakan sebagai pedoman belajar yang menuntut peserta didik untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Selain sebagai pedoman, LKPD dibuat tentulah memiliki fungsi tertentu. Trianto (2009: 222) mengemukakan Lembar Kerja Peserta Didik berfungsi sebagai panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan percobaan atau demonstrasi. Sedangkan menurut Andi Prastowo (2014:205) fungsi LKPD, sebagai berikut:

1.  Bahan ajar yang meminimalkan kedudukan guru dengan memperbanyak kegiatan pada peserta didik

2.     Bahan ajar yang mempermudah peserta didik untuk memahami materi

3.     Bahan ajar yang ringkas dan padat dengan tugas

4.     Mempermudah untuk menyampaikan materi secara jelas pada peserta didik

LKPD sebagai bahan ajar yang keberadaannya membantu mempermudah pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar di kelas. Menurut Prianto dan Harnoko (2008:34) fungsi LKPD, yaitu:

a.      Mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar.

b.     Membantu peserta didik dalam mengembangkan konsep materi.

c. Melatih peserta didik menemukan dan mengembangkan materi pada proses belajar mengajar.

d.     Sebagai pedoman pendidik dalam menyusun pembelajaran.

e.      Sebagai pedoman pendidik dan peserta didik dalam menjalankan proses pembelajaran.

f.  Membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang dipelajari melalui kegiatan pembelajaran.

g.   Membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan yang sistematis.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disintesa bahwa LKPD sebagai bahan ajar yang meningkatkan keaktifan peserta didik karena substansinya yang syarat akan tugas untuk mempermudah peserta didik dalam memahami konsep materi dengan penyajian yang singkat dan padat.

Tujuan penyusunan LKPD menurut Andi Prastowo (2012:206) antara lain sebagai berikut:

1.  Menyajikan bahan ajar yang memudahkan peserta didik untuk memahami materi yang diberikan

2.     Menyajikan tugas-tugas guna penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan

3.     Melatih kemandirian belajar

4.     Memudahkan pendidik dalam memberikan tugas

Peserta didik ikut akan berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang disajikan dalam LKPD dengan tujuan untuk menambahkan pengetahuan terkait dengan konsep materi yang sedang dipelajari sebagai tambahan catatan di buku mereka. Melalui penyajian materi yang sederhana namun sarat akan penanaman konsep, peserta didik dapat lebih mudah memahami materi. Sehingga peserta didik dapat meningkatkan penguasaan dan pemahaman materinya pada proses belajar mengajar di kelas. Kemudian pendapat Ismal Purba (2011:6) mengenai tujuan penyusunan LKPD, diantaranya: (a) Melatih peserta didik agar lebih mendalami materi prasyarat yang akan digunakan untuk belajar materi berikutnya, (b) Melatih peserta didik untuk belajar dengan tekun, cermat, jujur, sistematis, serta rasional dalam sistem kerja yang praktis, dan (3) Melatih peserta didik membuat laporan hasil eksperimen sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang percobaan yang telah dilakukan.

Berdasarkan penjabaran di atas disimpulkan bahwa LKPD memiliki fungsi dan tujuan utama sebagai bahan ajar atau media yang digunakan untuk memaksimalkan pembelajaran dalam mencapai indikator dari suatu materi di kelas. LKPD akan memudahkan peserta didik memahami konsep materi yang disampaikan serta mengaktifkan kegiatan belajar mandiri dengan bantuan lembaran-lembaran tugas.

 

C.    MANFAAT LKPD

Peran LKPD dalam kegiatan belajar mengajar menjadi sangat penting karena peserta didik menjadi lebih mudah dalam memahami konsep materi yang disampaikan. Menurut Sukamto (2009:2) LKPD juga memiliki manfaat antara lain sebagai berikut:

1.     Memberikan pengalaman konkrit pada peserta didik

2.     Membantu dalam variasi belajar di kelas

3.     Membangkitkan minat peserta didik

4.     Meningkatkan potensi belajar mengajar

5.     Memanfaatkan waktu secara efektif.

Berdasarkan paparan di atas, disimpulkan dengan adanya LKPD dapat memberikan manfaat baik untuk guru ataupun peserta didik dalam proses pembelajaran. Salah satu manfaat utamanya guru dipermudah dalam penyampaian materinya dan peserta didik lebih mudah untuk memahami materi yang disampaikan oleh guru. Guru tidak mendominasi pembelajaran sehingga bersifat student oriented. Peserta didik menjadi lebih mendalami materi dikarenakan ada materi pengayaan dan ekperimen-eksperimen yang menjadikan pembelajaran menjadi lebih kontekstual dan bermakna.

 

D.    UNSUR-UNSUR LKPD

Layaknya bahan ajar yang lain didalam pengembangannya, penyusunan LKPD lebih sederhana dibandingkan modul tetapi, lebih komplek dari buku teks dikarenakan memuat materi dan penilaian. Untuk itu LKPD harus memenuhi unsur-unsur tertentu. Menurut Andi Prastowo (2012:208) LKPD setidaknya memuat 8 (delapan) unsur, yaitu, (1) judul, (2) kompetensi dasar, (3) waktu penyelesaian, (4) peralatan dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas, (5) informasi singkat, (6) langkah kerja, (7) tugas yang harus dilakukan, serta (8) laporan yang harus dikerjakan. Menurut Rustaman (Abdul Majid, 2014: 374) unsur LKPD antara lain yaitu, (1) memuat petunjuk kerja, (2) petunjuk ditulis secara sederhana dan singkat, (3) ada pertanyaan yang harus diisi dan ada tempat untuk menuliskan jawaban, dan (4) memuat gambar yang sederhana dan jelas untuk dipahami peserta didik.

Sedangkan menurut Yunitasari (2013: 10) unsur yang ada dalam LKPD meliputi (1) judul, (2) petunjuk belajar, (3) indikator pembelajaran, (4) informasi pendukung, (5) langkah kerja, serta (6) penilaian. Kemudian, menurut Endang Widyantini (2013: 3), LKPD sebagai bahan ajar memiliki unsur yang meliputi (1) judul, (2) mata pelajaran, (3) semester, (4) tempat, (5) petunjuk belajar, (6) kompetensi yang akan dicapai, (7) indikator yang akan dicapai oleh peserta didik, (8) informasi pendukung, (9) alat dan bahan untuk menyelesaikan tugas, (10) langkah kerja, serta (11) penilaian.

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa dalam penyusunan LKPD yang layak harus memenuhi unsur-unsur utama, yaitu (a) judul yang mencantumkan materi pokok, kelas, semester, (b) petunjuk penggunaan, (3) indikator pembelajaran dan peta konsep materi, (4) pengetahuan kontekstual yang disajikan secara singkat dan bergambar disertai pertanyaan-pertanyaan mendasar, (5) informasi tambahan (pengayaan), (6) langkah kerja (lembar praktek mandiri), (7) penilaian, dan (8) kunci jawaban.

 

E. SYARAT-SYARAT PENYUSUNAN LKPD

            Persyaratan yang harus dipenuhi dalam penyusunan atau pembuatan LKPD yang layak pakai menurut Roehati dan Padmaningrum dalam Ysiyar Jayantri (2017:14-15), antara lain:

1. Syarat didaktik mengatur tentang penggunaan LKPD yang bersifat universal dapat digunakan dengan baik untuk peserta didik yang lamban atau pandai. LKPD lebih menekankan pada proses untuk menemukan konsep, dan yang terpenting dalam LKPD ada variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik. LKPD lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan, komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika.

2.   Syarat kontruksi berhubungan dengan penguasaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKPD.

3. Syarat teknis menekankan pada tulisan, gambar, penampilan dalam LKPD atau berdasarkan kaidah yang ditetapkan.

Menurut Das Salirawati (2004: 8-9) menyebutkan 3 (tiga) syarat kelayakan LKPD, yaitu (1) didaktik; terpenuhinya asas-asas pembelajaran yang efektif dengan LKPD, (2) kontruksi; kebahasaan, dan (3) teknis; penulisan LKPD disesuaikan dengan kaidah yang ditetapkan

Berikut penjelasan Hendro Darmodjo dan Jenny R.E.Kaligis (1992) tentang persyaratan kelayakan LKPD pada Tabel 1.

Tabel 1. Indikator syarat-syarat kelayakan penyusunan atau pengembangan LKPD

No

Syarat

Indikator

1

Didaktik

a.      Mengajak peserta didik aktif dalam proses pembelajaran

b.     Memberi penekanan pada proses untuk menemukan konsep

c.   Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik

d. Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral, dan estetika pada diri anak

e.      Pengalaman belajar ditentukan oleh tujuan pengembangan diri

2

Konstruksi

a.      Menggunakan bahasa yang sesuai

b.     Menggunakan struktur kalimat yang jelas

c.      Kegiatan dalam LKPD jelas

d.     Menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka

e.   Tidak mengacu pada buku sumber diluar kemampuan peserta didik

f.    Menyediakan ruang yang cukup pada LKPD sehingga peserta didik dapat menulis atau menggambarkan sesuatu pada LKPD

g.     Menggunakan kalimat sederhana dan pendek

h.     Menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kalimat

i.       Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat

j.       Memiliki identitas untuk memudahkan administrasinya

3

Teknis

a.      Penampilan yang menarik

b.     Tulisan yang digunakan konsisten

c.      Penggunaan gambar yang tepat dan efektif

Sumber: Hendro Darmodjo dan Jenny R.E. Kaligis (1992)

     Menurut Badan Standar Nasional  Pendidikan (2012) aspek-aspek yang harus ada dalam pengembangan LKPD meliputi: (1) kelayakan isi, (2) kebahasaan, (3) penyajian, dan (4) kegrafisan dengan penjelasan pada Tabel 2, berikut.

Tabel 2. Indikator kelayakan LKPD

No

Aspek

Indikator

1

Kelayakan isi

a. Materi yang disajikan sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

b.     Tujuan pembelajaran yang jelas

c.      Keakuratan fakta dalam penyajian materi

d.     Kebenaran konsep dalam penyajian materi

e.      Keakuratan teori dalam penyajian materi

f.      Keakuratan prosedur atau metode dalam penyajian materi

g.     Keberadaan unsur yang mampu menanamkan nilai

2

Kebahasaan

a.      Keinteraktifan komunikasi

b.     Ketepatan struktur kalimat

c.      Keterbakuan istilah yang digunakan

d.   Ketepatan tata Bahasa sesuai dengan Kaidah Bahasa Indonesia

e.      Ketepatan ejaan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia

f.      Konsistensi penulisan nama ilmiah/asing

3

Penyajian

a. Kesesuaian teknik penyajian materi dengan sintaks model pembelajaran

b.     Keruntutan konsep

c.   Penyertaan rujukan atau sumber acuan dalam penyajian teks, tabel, gambar, dan lampiran

d.     Kelengkapan identitas tabel, gambar, dan lampiran

e. Ketepatan penomoran dan penamaan tabel, gambar, dan lampiran

4.

Kegrafikan

a. Tipografi huruf yang digunakan memudahkan pemahaman, emmbaca, dan menarik

b. Desain penampilan, warna, pusat pandang, komposisi, dan ukuran unsur tata letak harmonis dan memperjelas fungsi

c.      Ilustrasi memperjelas dan mempermudah pemahaman

Sumber: BSNP (2012)

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa, LKPD haruslah memenuhi persyaratan layak untuk dijadikan sebagai salah satu sumber belajar. Persyaratannya harus memudahkan peserta didik dalam memahami materi dengan penggunaan bahasa yang komunikatif serta mudah dipahami. Selain itu harus memenuhi syarat didaktik, syarat konstruksi, serta syarat teknis.

 

F. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN LKPD

Langkah-langkah membuat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) menurut Andi Prastowo (2014:212-214), diantaranya (1) Melakukan analisis kurikulum, (2) Menyusun peta kebutuhan LKPD , (3) Menentukan judul LKPD, dan (4) Penulisan LKPD. Dijelaskan dalam diagram alir pada Gambar 1.

1.     Analisis kurikulum

Untuk menentukan materi yang perlu disampaikan melalui LKPD dengan memperhatikan materi pokok, pengalaman belajar yang akan didapatkan, serta keluasan materi yang akan diajarkan dengan mengacu pada tujuan pembelajaran.

2.     Analisis peta kebutuhan LKPD

Diperlukan untuk menentukan jumlah, urutan, serta prioritas LKPD yang akan ditulis. Diawali dengan analisis kurikulum dan sumber belajar.

3.     Menentukan judul-judul LKPD

Berdasarkan Kompetensi Dasar, materi pokok maupun pengalaman belajar yang ada dalam kurikulum.

4.     Penulisan LKPD

Langkah-langkahnya menulis LKPD, dijelaskan sebagai berikut:

a.      Merumuskan Kompetensi Dasar dengan melihat kurikulum yang berlaku.

b.     Menentukan alat penilaian untuk menilai proses dan hasil kerja peserta didik. Maka, alat penilaian yang sesuai menggunakan pesekatan Penilaian Acuan Patokan (PAP) atau Criterion Referenced Assessent

c.      Menyusun materi pokok maupun informasi pendukung dengan memperhatikan Kompetensi Dasar atau ruang lingkup materi

d.     Memperhatikan struktur LKPD terdiri dari: (1) judul, (2) petunjuk belajar, (3) kompetensi yang dicapai, (4) informasi pendukung, (5) tugas-tugas dan langkah-langkah praktek mandiri, dan (6) evaluasi.

 

E.    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN LKPD

Sebagai salah satu bahan ajar yang membantu peserta didik belajar. LKPD tidak lepas dari kelebihannya seperti yang disampaikan oleh Kemp & Dayton (Azhar Arsyad, 2014) diantaranya:

1.     Peserta didik dapat belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya masing-masing.

2.   Peserta didik dapat mengulang belajar secara mandiri, materi yang sudah disampaikan pada saat teori di kelas

3.  Daya tarik didapatkan dari perpaduan teks dan gambar. Sehingga materi disampaikan dalam format formal maupun visual.

4.   Peserta didik menjadi lebih aktif berpartisipasi karena latihan dan pertanyaan yang disusun harus direspon atau dijawab.

5.     Media cetak dapat dicetak ulang dan disebar dengan mudah (hard maupun softfile)

Selanjutnya kelebihan Lembar Kerja Peserta Didik menurut Indawati (1999) diantaranya:

1.   Peserta didik menjadi lebih aktif dikarenakan harus mengerjakan LKPD menurut langkah-langkah atau prosedur penguasaan materi.

2.  Situasi peserta didik menjadi lebih demokratis, dikarenakan meningkatnya gairah belajar peserta didik.

3.     Melatih dan mengembangkan kemandirian belajar peserta didik.

4.  Guru dapat mengetahui pencapaian peserta didik dengan mudah melalui LKPD yang dikoreksi.

Sedangkan kelebihan LKPD (Azhar Arsyad, 2011) yang lain, diantaranya (a) materi pembelajaran dapat dirancang oleh guru sedemikian rupa sehingga mampu memenuhi kebutuhan peserta didik serta mempermudah bagi guru dalam pengelolaan kelas dan tidak harus memberikan arahan yang begitu rumit karena telah tercantum dalam petunjuk LKPD, (b) meningkatkan minat peserta didik dan dapat menumbuhkan rasa ingin tahu untuk memahami konsep dengan cara sendiri, dan (c) mengarahkan peserta didik melakukan percobaan dan menemukan konsep sendiri.

         Berdasarkan penjelasan kelebihan tentang LKPD di atas disimpulkan bahwa LKPD dapat meningkatkan aktivitas peserta didik, meningkatkan motivasi dan kemandirian dalam belajar, materi disajikan lebih ringkas, padat, jelas serta kontekstual dengan materi pengayaannya, guru menjadi terbantu dalam menyampaikan konsep materi.

Diantara berbagai kelebihan yang ada di LKPD tentunya tidak lepas dari kekurangan. Berikut beberapa kekurangan LKPD (Alan, 2012) yang sering ditemukan di sekolah terkait penggunaannya antara lain:

1.     Soal-soal yang tertulis pada Lembar Kerja Peserta Didik cenderung monoton, bisa muncul bagian berikutnya maupun bab setelah itu.

2.  Adanya kekhawatiran guru hanya mengandalkan media LKPD dan memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi. Seperti, peserta didik diminta mengerjakan LKPD kemudian guru meninggalkan peserta didik dan kembali untuk membahas LKS itu atau guru tidak memberikan pembahasan dikarenakan merasa sudah cukup dengan materi yang disajikan dalam LKPD

3.   LKPD atau LKS yang dikeluarkan penerbit dalam penjelasan konsepnya cenderung kurang cocok.

4.  Media cetak hanya lebih banyak menekankan pada pelajaran yang bersifat kognitif, jarang menekankan pada emosi maupun sikap.

5.   Menimbulkan kejenuhan dalam belajar bagi peserta didik jika tidak dikolaborasikan dengan media pendukung lainnya.

Adapun kekurangan Lembar Kerja Peserta Didik (Azhar Arsyad, 2011:39-40), yaitu:

1.     Sulit menampilkan gerak dalam halaman LKPD

2.     Pembagian submateri pelajaran dalam LKPD harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan dapat membosankan peserta didik, dan

3.     Jika tidak dirawat dengan baik, LKPD cepat rusak dan hilang

Berdasarkan penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan dalam mengembangkan LKPD kekurangan-kekurangan yang ada dijadikan bahan pertimbangan untuk menyusun LKPD yang lebih efektif, tepat guna, inovatif, dan menarik minta belajar peserta didik.

 

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Offset. Hal.374

Alan. (2012). Lembar Kegiatan Peserta didik. http://www.slideshare.net/alandonesyi/handout-lks

Alfi Rahayu. (2019). Pengembangan Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD) Berbasis Problem Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Tematik Kelas IV SDN Tahunan Kota Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: FKIP Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

 Andi Prastowo. (2012). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Iniovatif . Yogyakarta: Diva Press. Hal. 28

____________. (2014). Panduan Penyusunan LKPD. Yogyakarta: Diva Press

Azhar Arsyad. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada

Badan Standar Nasional  Pendidikan. (2012). Diskripsi Item Kegrafikan SMP-SMA-SMK. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

 Das Salirawati. (2004). Penyusunan dan Kegunaan LKS dalam Proses Pembelajaran. Diakses dari http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/das-salirawati-msidr/19penyusunnan-dan-kegunaan-lks.pdf

 Eli Rohaeti, dkk. (2009). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik Mata Pelajaran Sains Kimia. Jurnal FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta Program Studi Pendidikan Kimia.

 Elok Pawestri dan Heri Maria Zulfiati. (2020). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Untuk Mengakomodasi Keberagaman Siswa Pada Pembelajaran Tematik Kelas II Di SD Muhammadiyah Danunegaran. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an. Vol. 6, Nomor 3, Mei. Hal. 903-913

 Endang Widyantini (2013). Pelatihan Penyusunan LKS Mata Pelajaran Kimia Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bagi Guru SMK/MAK. Makalah pada Pengabdian pada Masyarakat. FMIPA UNY, Yogyakarta. Hal.3

 Hendro Darmodjo dan Jenny R.E.Kaligis. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta : Depdikbud

Hifarianti, dkk. (2017). Desain LKPD Berorientasi Kompleksitas Konten dan Proses Kognitif pada Materi Vektor untuk Pembelajaran Fisika SMA/MA. Pillar of Physics Education, Volume 9 Nomer 23. Hal. 185-192.

 Indawati. (1999). Pengaruh Tugas Tambahan pada Pembelajaran Menggunakan LKS terhadap Prestasi Belajar Kimia Kelas II SMU Angkasa Maros. Skripsi. Ujung Pandang. FPMIPA IKIP.

 Ismal Purba. (2011). Buku Petunjuk Umum Praktik Percobaan Fisika. Jakarta: Pradya Paramitha. Hal.6

 Prianto dan Harnoko. (2008). Perangkat Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud. Hal.34

Sukamto (2009). Dasar-dasar Pembuatan LKS yang BAIK dan Benar sebagai Media Pembelajaran. Jakarta: PT Kencana. Hal.2

Syabani,P., Darmawati, dan Febrita E. (2018). Development Of Students Worksheet Based On Contracttivism Approach To Material Changes And Conservation Of Living Environment For Learning Biology Tenth Grade Senior High School. Jurnal Online Mahasiswa. Volume 5 Nomer 1.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Yunitasari. (2013). Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA Terpadu Berpendekatan SETS dengan tema Pemanasan Global. Online. https://lib.unnes.ac.id/18536/1/4001409040.pdf

 Ysiyar Jayantri. (2017). Pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis Tematik Terintegrasi Berorientasi Problem Based Learning terhadap Hasil Belajar Kelas IV Siswa Sekolah Dasar. Tesis: tidak diterbitkan. Bandar Lampung: FKIP Universitas Lampung

Kisi-Kisi Ujian Tengah Semester Genap

Salam semangat calon guru SD yang penuh dengan inovasi dan kritis? Baik, bersama media blog ini, ijinkan saya untuk menyampaikan kisi-kisi u...