A. PENGERTIAN
BAHAN AJAR
Bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun
secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran
(Pannen, 1995). Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran
yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara
mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai
tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau subkompetensi dengan
segala kompleksitasnya (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013:1). Bahan atau
materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari kurikulum, yakni berupa
mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik dan rinciannya (Ruhimat,
2011:152).
Bahan ajar itu sangat unik dan spesifik. Unik, artinya bahan
ajar tersebut hanya dapat digunakan untuk audiens tertentu dalam suatu proses
pembelajaran tertentu. Spesifik artinya isi bahan ajar tersebut dirancang
sedemikian rupa hanya untuk mencapai tujuan tertentu dari audiens tertentu.
Sistematika cara penyampaiannya pun disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran dan karakteristik siswa yang menggunakannya.
B. KARAKTERISTIK
BAHAN AJAR
Ada beragam bentuk buku, baik yang digunakan untuk sekolah
maupun perguruan tinggi, contohnya buku referensi, modul ajar, buku praktikum,
bahan ajar, dan buku teks pelajaran. Jenis-jenis buku tersebut tentunya
digunakan untuk mempermudah peserta didik untuk memahami materi ajar yang ada
di dalamnya.
Sesuai dengan penulisan modul yang dikeluarkan oleh Direktorat
Guruan Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2003, bahan ajar memiliki beberapa
karakteristik, yaitu self instructional, self contained, stand alone, adaptive,
dan user friendly (Widodo dan Jasmadi dalam Lestari, 2013 : 2).
1.
Self instructional
bahan ajar dapat membuat siswa mampu membelajarkan diri sendiri
dengan bahan ajar yang dikembangkan. Untuk memenuhi karakter self
instructional, maka di dalam bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan
dengan jelas, baik tujuan akhir maupun tujuan antara. Selain itu, dengan bahan
ajar akan memudahkan siswa belajar secara tuntas dengan memberikan materi
pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan yang lebih spesifik.
2.
Self contained
seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau
subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh.
Jadi sebuah bahan ajar haruslah memuat seluruh bagian-bagiannya dalam satu buku
secara utuh untuk memudahkan pembaca mempelajari bahan ajar tersebut.
3.
Stand alone (berdiri sendiri)
bahan ajar yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar
lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Artinya
sebuah bahan ajar dapat digunakan sendiri tanpa bergantung dengan bahan ajar
lain.
4.
Adaptive
bahan ajar hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi. Bahan ajar harus memuat materi-materi yang
sekiranya dapat menambah pengetahuan pembaca terkait perkembangan zaman atau
lebih khususnya perkembangan ilmu dan teknologi.
5.
User friendly
setiap intruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat
membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam
merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan. Jadi bahan ajar selayaknya
hadir untuk memudahkan pembaca untuk mendapat informasi dengan
sejelas-jelasnya.
Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar yang mampu membuat siswa
untuk belajar mandiri dan memperoleh ketuntasan dalam proses pembelajaran
sebagai berikut.
1. Memberikan contoh-contoh dan ilustrasi yang
menarik dalam rangka mendukung pemaparan materi pembelajaran.
2. Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk
memberikan umpan balik atau mengukur penguasaannya terhadap materi yang
diberikan dengan memberikan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya.
3. Kontekstual, yaitu materi yang disajikan
terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkungan siswa.
4. Bahasa yang digunakan cukup sederhana karena siswa
hanya berhadapan dengan bahan ajar ketika belajar secara mandiri.
C. JENIS
BAHAN AJAR
Pengelompokan bahan ajar berdasarkan jenisnya dilakukan dengan berbagai
cara oleh beberapa ahli dan masing-masing ahli mempunyai justifikasi sendiri-sendiri
pada saat mengelompokkannya. Heinich, dkk. (1996) mengelompokkan jenis bahan
ajar berdasarkan cara kerjanya. Untuk itu ia mengelompokkan jenis bahan ajar ke
dalam 5 kelompok besar, yaitu:
1. bahan ajar yang tidak diproyeksikan seperti foto, diagram, display,
model;
2. bahan ajar yang diproyeksikan, seperti slide, filmstrips, overhead
transparencies, proyeksi komputer;
3. bahan ajar audio, seperti kaset dan compact disc;
4. bahan ajar video, seperti video dan film;
5. bahan ajar (media) komputer, misalnya Computer Mediated Instruction
(CMI), Computer Based Multimedia atau Hypermedia.
Ellington dan Race (1997) mengelompokkan jenis bahan ajar berdasarkan
bentuknya. Mereka mengelompokkan jenis bahan ajar tersebut ke dalam 7 jenis.
1. Bahan Ajar Cetak dan duplikatnya, misalnya handouts, lembar kerja siswa,
bahan belajar mandiri, bahan untuk belajar kelompok.
2. Bahan Ajar Display yang tidak diproyeksikan, misalnya flipchart, poster,
model, dan foto.
3. Bahan Ajar Display Diam yang diproyeksikan, misalnya slide, filmstrips,
dan lain-lain.
4. Bahan Ajar Audio, misalnya audiodiscs, audio tapes, dan siaran radio.
5. Bahan Ajar Audio yang dihubungkan dengan bahan visual diam, misalnya
program slide suara, program filmstrip bersuara, tape model, dan tape realia.
6. Bahan Ajar Video, misalnya siaran televisi, dan rekaman videotape.
7. Bahan Ajar Komputer, misalnya Computer Assisted Instruction (CAI) dan
Computer Based Tutorial (CBT).
Rowntree (1994) di sisi lain, memiliki sudut pandang yang sedikit
berbeda dengan kedua ahli di atas dalam mengelompokkan jenis bahan ajar ini.
Menurut Rowntree, jenis bahan ajar dapat dikelompokkan ke dalam 4 (empat)
kelompok berdasarkan sifatnya, yaitu:
1. Bahan ajar berbasiskan cetak, termasuk di dalamnya buku, pamflet,
panduan belajar siswa, bahan tutorial, buku kerja siswa, peta, charts, foto,
bahan dari majalah dan koran, dan lain-lain;
2. Bahan ajar yang berbasiskan teknologi, seperti audiocassette, siaran
radio, slide, filmstrips, film, video cassette, siaran televisi, video
interaktif, Computer Based Tutorial (CBT) dan multimedia;
3. Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau proyek, seperti kit sains,
lembar observasi, lembar wawancara, dan lain-lain;
4. Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan interaksi manusia (terutama
dalam pendidikan jarak jauh), misalnya telepon dan video conferencing.
Mengacu pada
pendapat ketiga ahli tersebut di atas maka dalam modul ini penulis akan
mengelompokkan bahan ajar ke dalam 2 kelompok besar, yaitu jenis bahan ajar
cetak dan bahan ajar noncetak. Jenis bahan ajar cetak yang dimaksud dalam buku
materi pokok ini adalah modul, handout, dan lembar kerja. Sementara yang
termasuk kategori jenis bahan ajar noncetak adalah realia, bahan ajar yang
dikembangkan dari barang sederhana, bahan ajar diam dan display, video, audio, dan
overhead transparencies (OHT).
1.
Handout
Handout adalah “segala sesuatu” yang diberikan kepada peserta didik ketika
mengikuti kegiatan pembelajaran. Kemudian, ada juga yang yang mengartikan
handout sebagai bahan tertulis yang disiapkan untuk memperkaya pengetahuan
peserta didik (Prastowo dalam Lestari, 2011: 79). Guru dapat membuat handout
dari beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan kompetensi dasar yang
akan dicapai oleh siswa. Saat ini handout dapat diperoleh melalui download
internet atau menyadur dari berbagai buku dan sumber lainnya.
2.
Buku
Buku sebagai bahan ajar merupakan buku yang berisi ilmu pengetahuan hasil
analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Buku disusun dengan
menggunakan bahasa sederhana, menarik, dilengkapi gambar, keterangan, isi buku,
dan daftar pustaka. Buku akan sangat membantu guru dan siswa dalam mendalami
ilmu pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran masing-masing.
Secara umum, buku dibedakan menjadi empat jenis (Prastowo dalam Lestari, 2011:
79) yaitu sebagai berikut.
- Buku sumber, yaitu buku yang dapat dijadikan
rujukan, referensi, dan sumber untuk kajian ilmu tertentu, biasanya berisi
suatu kajian ilmu yang lengkap.
- Buku bacaan, yaitu buku yang hanya berfungsi
untuk bahan bacaan saja, misalnya cerita, legenda, novel, dan lain
sebagainya.
- Buku pegangan, yaitu buku yang bisa dijadikan
pegangan guru atau pengajar dalam melaksanakan proses pengajaran.
- Buku bahan ajar atau buku teks, yaitu buku
yang disusun untuk proses pembelajaran dan berisi bahan-bahan atau materi
pembelajaran yang akan diajarkan.
3.
Modul
Modul merupakan bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat
belajar secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Oleh karena itu, modul
harus berisi tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi materi
pelajaran, informasi pendukung, latihan soal, petunjuk kerja, evaluasi, dan
balikan terhadap evaluasi. Dengan pemberian modul, siswa dapat belajar mandiri
tanpa harus dibantu oleh guru.
4.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa
sehingga siswa diharapkan dapat materi ajar tersebut secara mandiri. Dalam LKS,
siswa akan mendapat materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan dengan materi.
Selain itu siswa juga dapat menemukan arahan yang terstruktur untuk memahami
materi yang diberikan dan pada saat yang bersamaan siswa diberikan materi serta
tugas yang berkaitan dengan materi tersebut.
5.
Buku Ajar
Buku ajar adalah sarana belajar yang bisa digunakan di sekolah-sekolah dan di
perguruan tinggi untuk menunjang suatu program pengajaran dan pengertian
moderen dan yang umum dipahami.
6.
Buku Teks
Buku teks juga dapat didefinisikan sebagai buku pelajaran dalam bidang studi
tertentu, yang merupakan buku standar yang disusun oleh para pakar dalam bidang
itu buat maksud dan tujuan-tujuan instruksional yang dilengkapi dengan
sarana-sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya di
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang suatu program
pengajaran.
Bahan ajar noncetak meliputi bahan ajar dengar (audio) seperti kaset,
radio, piringan hitam, dan compact disc audio. Bahan ajar pandang dengar (audio
visual) seperti video compact disc dan film. Bahan ajar multimedia interaktif
(interactive teaching material) seperti CIA (Computer Assisted Intruction), Compact Disc (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis
web (web based learning materials) (Lestari, 2013: 6).
D. FUNGSI
BAHAN AJAR
Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan
semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan subtansi
kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Fungsi bahan ajar bagi siswa
untuk menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan subtansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari.
Bahan ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaiana
hasilpembelajaran. Bahan ajar yang baik sekurang-kurangnya mencakup petunjuk
belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi pelajaran, informasi pendukung,
latihan-latihan, petunjuk kerja, evaluasi dan respon terhadap hasil evaluasi
(Prastowo dalam Lestari, 2011: 2004).
Karakteristik siswa yang berbeda berbagai latar belakangnya akan sangat
terbantu dengan adanya kehadiran bahan ajar, karena dapat dipelajari sesuai
dengan kemampuan yang dimilki sekaligus sebagai alat evaluasi penguasaan hasil
belajar karena setiap hasil belajar dalam bahan ajar akan selalu dilengkapi
dengan sebuah evaluasi guna mengukur penguasaan kompetensi.
Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan ajar
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran klasikal,
pembelajaran individual, dan pembelajaran kelompok (Prastowo dalam Lestari,
2011: 25- 26).
1. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:
- Sebagai
satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali proses
pembelajaran (dalam hal ini, siswa bersifat pasif dan belajar sesuai
kecepatan siswa dalam belajar).
- Sebagai
bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
2. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain :
- Sebagai
media utama dalam proses pembelajaran.
- Sebagai
alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses peserta didik
dalam memperoleh informasi.
- Sebagai
penunjang media pembelajaran individual lainnya.
3. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:
a.
Sebagai bahan yang terintegrasi
dengan proses belajar kelompok, dengan cara memberikan informasi tentang latar
belakan materi, onformasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam
pembelajaran kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya
sendiri.
b.
Sebagai bahan pendukung bahan belajar
utama, dan apabila dirancang sedemikian rupa, maka dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa.
E. PERAN
BAHAN AJAR
Bahan ajar
sangat penting, artinya bagi guru maupun siswa dalam proses pembelajaran. Tanpa
bahan ajar akan sulit bagi guru untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Demikian pula tanpa bahan ajar akan sulit bagi siswa untuk mengikuti proses
belajar di kelas, apalagi jika gurunya mengajarkan materi dengan cepat dan
kurang jelas. Mereka dapat kehilangan jejak, tanpa mampu menelusuri kembali apa
yang telah diajarkan gurunya. Oleh sebab itu, bahan ajar dianggap sebagai bahan
yang dapat dimanfaatkan, baik oleh guru maupun siswa, sebagai salah satu
instrumen untuk memperbaiki mutu pembelajaran.
1.
Peran Bahan Ajar bagi Guru
Menghemat waktu guru dalam mengajar. Dengan adanya bahan ajar dalam
berbagai jenis dan bentuknya, waktu mengajar guru dapat dipersingkat. Artinya,
guru dapat menugaskan siswa untuk mempelajari terlebih dahulu materi yang akan
diajarkan serta meminta mereka untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di
bagian terakhir setiap pokok bahasan. Sehingga, setibanya di kelas, guru tidak
perlu lagi menjelaskan semua materi pelajaran yang akan dibahas, tetapi hanya
membahas materimateri yang belum diketahui siswa saja. Dengan demikian, waktu
untuk mengajar bisa lebih dihemat dan waktu yang tersisa dapat dimanfaatkan
untuk diskusi, tanya jawab atau kegiatan pembelajaran lainnya.
2.
Peran Bahan Ajar bagi Siswa
Siswa dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman siswa yang lain.
Artinya, dengan adanya bahan ajar yang dirancang dan ditulis dengan urutan yang
baik dan logis serta sejalan dengan jadwal pelajaran yang ada dalam satu
semester, misalnya maka siswa dapat mempelajari bahan ajar tersebut secara
mandiri di mana pun ia suka. Dengan demikian, siswa lebih siap mengikuti
pelajaran karena telah mengetahui terlebih dahulu materi yang akan dibahas. Di
samping itu, dengan mempelajari bahan ajar terlebih dahulu paling tidak siswa
telah mengetahui konsep-konsep inti dari materi yang dibahas dalam pertemuan
tersebut dan ia dapat mengidentifikasi materimateri yang masih belum jelas, untuk
nanti ditanyakan kepada guru di kelas. Selain itu, dengan bahan ajar yang telah
dipelajari, siswa akan mampu mengantisipasi tugas apa yang akan diberikan
gurunya, setelah pelajaran selesai. Dengan demikian, siswa lebih siap lagi
untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut.
3.
Peran Bahan Ajar dalam Pembelajaran
a.
Pembelajaran klasikal
Secara umum, bahan ajar dapat digunakan untuk menambah dan meningkatkan
mutu pembelajaran klasikal. Ellington and Race (1997) menyebutkan beberapa
pemanfaatan bahan ajar dalam proses pembelajaran klasikal, yaitu berikut ini.
1)
Bahan ajar dapat dijadikan sebagai
bahan yang tak terpisahkan dari buku utama. Dalam hal ini bahan ajar dapat
berbentuk (a) petunjuk tentang cara mempelajari materi yang akan dibahas dalam buku
utama; (b) bimbingan atau arahan dari guru
kepada siswa untuk mencatat penjelasan lebih terperinci dari materi yang
dibahas dalam buku utama; (c) petunjuk tentang cara mengerjakan
tugas dan pekerjaan rumah; (d) gambar-gambar atau ilustrasi yang
merupakan penjelasan lebih terperinci dari penjelasan materi yang dilakukan
secara deskriptif dalam buku utama; (e) buku kerja siswa.
2)
Bahan ajar dapat juga dianggap
sebagai pelengkap/suplemen buku utama. Dalam hal ini bahan ajar dapat berisi
tentang hal-hal berikut, (a) Materi pengayaan untuk buku materi utama; (b) Uraian tentang latar belakang materi; (c) Penjelasan tentang
perbaikan-perbaikan yang perlu diketahui siswa dari materi buku utama.
3)
Bahan ajar dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa, caranya dengan membuat bahan ajar yang
penuh dengan gambar dan dibuat berwarna sehingga menarik bagi siswa untuk
mempelajarinya serta berbeda dengan buku utamanya yang sifatnya baku.
4) Bahan ajar dapat dijadikan sebagai
bahan yang mengandung penjelasan tentang bagaimana mencari penerapan, hubungan,
serta keterkaitan antara satu topik dengan topik lainnya.
b.
Pembelajaran individual
Pembelajaran individual ditandai dengan metode pembelajaran yang
menekankan pada aktivitas siswa dibandingkan guru (learner-centered vs
teacher-centered). Metode pembelajaran individual dirancang untuk kebutuhan
masing-masing siswa secara individual, yang berbeda cara dan kecepatan belajar
siswa yang satu dengan yang lain. Pembelajaran individual ini dapat berupa
text-based, seperti yang biasa dipakai dalam correspondence study sampai dengan
cara terbaru yang menggunakan LAN dan Computerbased.
Bahan ajar dalam pembelajaran individual adalah sebagai bahan
utama dan perannya sangat menentukan kelancaran proses pembelajaran. Hal ini
disebabkan bahan ajar individual/mandiri selain memuat informasi tentang
hal-hal yang harus dipelajari siswa, tetapi juga disesuaikan sedemikian rupa
sehingga mampu mengontrol kegiatan belajar siswa.
Oleh sebab itu, bahan ajar untuk pembelajaran individual ini harus
dirancang dan dikembangkan dengan sangat hati-hati dibanding dengan bahan ajar
yang berperan sebagai penunjang saja. Dalam pembelajaran individual bahan ajar
berperan sebagai:
1)
media utama dalam proses
pembelajaran, misalnya bahan ajar cetak atau bahan ajar cetak yang dilengkapi
dengan program audio visual atau komputer;
2)
alat yang digunakan untuk menyusun
dan mengawasi proses siswa memperoleh informasi;
3)
penunjang media pembelajaran
individual lainnya, misalnya siaran radio, siaran televisi, dan
teleconferencing
c. Pembelajaran
kelompok
Metode pembelajaran kelompok didasarkan pada humanistic
psychology yang menekankan pada cara orang berinteraksi dalam kelompok kecil
dengan menggunakan pendekatan dinamika kelompok. Ketika metode ini digunakan
dalam situasi pembelajaran, pada umumnya metode ini tidak membutuhkan perangkat
keras yang dirancang khusus, dan dalam beberapa hal sangat sedikit membutuhkan
bahan ajar dalam bentuk tertulis, seperti booklet, lembar panduan diskusi, buku
kerja, dan lain-lain. Penekanannya justru diletakkan pada pendekatan dan teknik
yang digunakan daripada perangkat keras dan bahan belajarnya.